Beli Edisi Cetak

Senin, 30 Januari 2012

Data Jamkesda Belum Valid

MENYIKAPI masalah database Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) , yang terus menuai masalah. Hal ini membuktikan penadataan peserta Jamkesda belum valid, dan permasalahan ini disebabkan kurangnya koordinasi, antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan pihak kelurahan. Sehingga terjadi data ganda maupun tidak terverifikasi. Menurut anggota Komisi III DPRD, Rofi'i Ali, selain belum validnya data Jamkesda, masalah program pelayanan Jamkesda belum optimal. Mengingat total pelayanan baru terserap 6.927 jiwa, dari total warga yang terdaftar dalam Jamkesda 16.432 jiwa. Ini berarti Jamkesda baru terserap 42,16 persen. Dari kondisi yang semacam ini, jelas PT Askes Cabang Tegal sangat diuntungkan. Sebab warga Kota Tegal yang memanfaatkan layanan Jamkesda sangat sedikit. "Guna meningkatkan partisipasi masyarakat yang terdaftar di Jamkesda, kami minta pemkot dalam hal ini RSUD Kardinah, perlu melakukan evaluasi diri dalam hal pelayanan, supaya warga peserta Jamkesda merasakan pelayanan ramah dan nyaman." Rofi'i kuatir, para pemegang kartu Jamkesda tidak berobat ke RSUD Kardinah, disebabkan pelayanan kurang ramah dan nyaman. Pernyataan ini diperkuat, dengan banyaknya pasien mengeluh. Baik secara langsung maupun melalui reses yang dilaksanakan anggota dewan. "Kami harap RSUD Kardinah melakukan perbaikan pelayanan. Terutama pada pasien Jamkesda maupun Jamkesmas. Karena secara prinsip mereka tidak gratis, tapi biaya pengobatan dibayar pemerintah," tuturnya. Di tempat terpisah, Kepala Dispermas KB Drs Arief Purwantono menandaskan, pihaknya bakal melakukan upaya validasi data Jamkesda, guna menghindari pembengkakan anggaran. Karena tahun 2010 anggaran Jamkesda hampir Rp11 miliar. Sebab dari dana yang disediakan Rp7 miliar, kurang sekitar Rp3 miliar lebih. Anggaran Jamkesda tahun 2011 kurang, dan dibayar melalui anggaran Jamkesda tahun ini. "Meskipun demikian, bagi warga miskin tidak masuk database Jamkesda, masih bisa dilayani apabila menjalani rawat inap. Dengan menunjukkan kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP), serta masuk kriteria sesuai hasil home visit. Warga Kota Tegal yang masuk Jamkesda sekitar 14.000 jiwa. Saat ini, kami melakukan validasi data warga, sesuai data dari BPS tahun 2008 yang tercatat 15.077 KK," imbuhnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, hasil validasi data bakal digunakan sebagai dasar pemberian Jamkesda, serta data pembagian rastis maupun raskin. Untuk alokasi anggaran yang dibutuhkan tahun 2010, ternyata mencapai Rp11 miliar. Padahal anggaran yang disiapkan Rp7 miliar, sehingga terjadi kekurangan. Sedangkan tahun 2011 hanya dianggarkan Rp3 miliar, lalu tahun ini dianggarkan Rp3 miliar. Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Muhamad Hafizd mengungkapkan, jumlah tunggakan Jamkesda tahun 2011 mencapai Rp900 juta. Dengan kondisi demikian, tahun ini pihaknya mengalokasi dana Rp3 miliar untuk program tersebut. "Kami berkerja sama dengan Pemprop Jateng, dalam pembiayaan pasien yang dirujuk ke rumah sakit propinsi. Yakni 60 persen ditanggung Pemkot, dan 40 persen ditanggung Pemprop. Berdasarkan data PT Askes Persero Cabang Pekalongan, jumlah peserta Jamkesda 15.432 jiwa. Untuk peserta cadangan melalui home visit 1.000 jiwa." Ditambahkan, dengan jumlah itu maka jumlah kartu yang dicetak 14.410 kartu, dengan jumlah penerima kartu 11.805 jiwa. Dalam data itu ternyata terdapat double kartu atau data ganda 2.605 jiwa. Sisa kartu atau cadangan tahun 2012 mencapai 4.627 jiwa. "Sementara data pelayanan kesehatan pasien Jamkesda tahun 2011 mencapai 5.412 jiwa untuk pelayanan rawat jalan, dan 1.515 jiwa pelayanan rawat inap," ujarnya. radartegal

Photobucket