Beli Edisi Cetak

Senin, 08 Agustus 2011

Ngabuburit di Jembatan Saka Lima Belas Bumiayu

Sejauh mata memandang ke arah timur, kita dapat menikmati pemandangan Gunung Slamet dengan kepulan asapnya juga hamparan hijau tanaman padi dari kampung di seberang sungai Keruh. Di atas sungai berdiri dengan kokohnya jembatan saka lima belas, yakni jembatan layang rel kereta api jalur selatan yang melewati Kota Bumiayu.

Setiap setengah jam terlihat kereta meluncur, baik dari arah timur maupun barat, yang menghubungkan Jakarta-Surabaya lewat jalur selatan. Kereta yang lewat ini mirip ular merayap pada bentangan di kaki langit.

Selama bulan puasa ini, keindahan jembatan saka lima belas yang oleh warga Kecamatan Bumiayu sering disingkat dengan sebutan sakalibel, dimanfaatkan untuk sekedar menghabiskan waktu di sore hari sambil menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Meski saat ini di lokasi jembatan sedang berlanngsung pembangunan jembatan baru, untuk rel ganda.

Banyak warga menghabiskan waktu dengan sekedar menikmati suasana sekaligus melihat mesin-mesin berat diopersikan oleh pelaksana proyek dari jalan lingkar Bumiayu yang juga berada tepat di bawah sakalibel. Jika waktu sudah menunjukan pukul 15.00 wib, beberapa warga nampak menjajakan takjilan berbuka puasa.

"Setiap sore tertuma jika sedang tidak hujan di sini selalu ramai oleh warga yang datang ngabuburit," kata Nurjanah (35), pedagang kolak di sekitar sakalibel. Dikatakan jembatan sakalibel sudah ada semenjak dirinya belum lahir. Suasananya semakin ramai setelah diselesaikanya pembangunan jalan lingkar pada sekitar 2004 lalu.

"Dulu di sini sepi, paling hanya dilalui warga Bumiayu yang akan menuju Desa Benda, Kecamatan Sirampog, namun setelah ada jalan lingkar jadi ramai," jelasnya. Mandekati musim mudik Lebaran, biasanya lokasi tersebut semakin rami sebagai tempat singgah para pemudik yang melalui jalan lingkar Bumiayu.

"Jika waktunya semakin mendekati Lebaran, maka selain warga yang datang ngabuburit, juga banyak pemudik yang singgah di sini untuk istirahat," kata Wawan (40), warga lain yang biasa berjualan jajanan di lokasi tersebut.

Meski ke depan, tepat di sebelah jembatan sakalibel akan berdiri jembatan lain, namun warga merasa yakin keindahan jembatan sakalibel yang fenomenal tetap akan melekat di hati warga masyarakat.

"Namanya tidak akan berubah, meski nanti jumlah tiang saka kemungkinan tidak lagi berjumlah lima belas. Namun warga sudah kadung merasa jembatan sakalibel adalah salah bangunan fenomenal di Bumiayu," kata H Tohari, salah seorang tokoh masyarakat Desa Adisana.(radartegal)

Photobucket